Suci Hati

  • 02 Nov 2014
  • Hidup yang Menghasilkan Buah

Ucapan Bahagia Yesus yang ke-6  adalah, “Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah.” (Matius 5:8).  Yang suci hatinya adalah mereka yang telah dibebaskan dari kuasa dosa oleh kasih karunia Allah dan kini berusaha tanpa tipu daya untuk menyenangkan hati Allah dan memuliakan Dia dan menjadi sama seperti Dia.  Mereka berusaha untuk memiliki sikap hati yang sama seperti Allah, mengasihi Allah dan kebenaran-Nya dan membenci kejahatan (Ibrani 1:9).  Hati mereka, termasuk pikiran, kehendak dan perasaannya selaras dengan Allah (Matius 22:37, I Timotius 1:5).  Itu juga berarti bahwa mereka akan menjaga hatinya dari segala yang jahat dan hidup dalam kekudusan.  Hidup dalam kekudusan berarti hidup dalam pimpinan Allah yang kudus.  Seperti dikatakan Firman Tuhan, “Kuduslah kamu sebab Aku kudus.”  (I Petrus 1:16, Imamat 11:44-45).

Ucapan Bahagia yang berbunyi, “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” mempunyai latar belakang di mana Tuhan Yesus melihat kehidupan para rohaniawan saat itu, yaitu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yang berusaha memberikan citra mereka yang rohani di mata publik, yang sangat jauh berbeda dari keadaan sebenarnya.  Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat adalah orang yang sangat ketat melakukan ibadah dan hukum-hukum agama.  Mereka berpuasa, berdoa dan membayar persepuluhan dengan setia.  Mereka menyelidiki hukum-hukum Tuhan dengan sangat teliti.  Namun sesungguhnya Tuhan tidak bisa ditipu kemunafikan mereka.  Oleh karena itulah Yesus mengecam mereka dengan sangat keras dan menyebut mereka orang-orang munafik. (Matius 23:25-26).

Kata Yunani yang dipakai untuk kata suci hatinya di sini adalah “katharos” yang berarti bersih.  Istilah ini kadangkala dipakai untuk menunjuk susu atau anggur yang tidak dicampur dengan air sedikitpun, atau logam yang dipanaskan sedemikian rupa sampai semua kotoran yang melekat sirna.

Jadi orang yang suci hatinya adalah orang yang hatinya murni, bersih, tidak tercemar, orang yang bebas dari motif yang tidak benar.  Orang yang suci hatinya tidak pandai bersandiwara, dia transparan di hadapan Allah dan manusia.  Orang yang penampakan luarnya sama dengan apa yang ada dalam hatinya.  Dengan kata lain orang yang memiliki integritas.  Integritas yang baik akan menghasilkan perilaku yang baik.

Hanya orang yang suci hatinya akan melihat Allah.  Orang yang seperti inilah yang disebut Tuhan berbahagia, karena ia akan melihat Allah di dalam keluarganya, pelayanannya dan dalam segala aspek hidupnya.  Di manapun ia ada, ia akan selalu melihat Allah karena ia memiliki hati yang sama dengan Allah, lurus dan murni adanya.

Biarlah setiap kita memiliki hati yang suci.  Tuhan Yesus memberkati Sidang Jemaat.