Setiap Orang Membutuhkan Mujizat

  • 10 Apr 2016
  • Mengalami Hati Yesus

Injil Matius banyak mencatat mengenai kehidupan Tuhan Yesus yang dalam pelayananan-Nya disertai banyak mujizat.  Beberapa orang berkata bahwa Yesus ini adalah seorang nabi.  Ada orang juga menyebut bahwa Yesus Anak Daud.  Tetapi hal yang paling menarik adalah kabar bahwa Dia dapat menyembuhkan baik orang buta, timpang, tuli, semuanya mengakui bahwa mereka telah disembuhkan dengan jamahan-Nya.  Ada juga roh jahat yang diusir dan yang mati dibangkitkan kembali.  Sehingga kemanapun Yesus pergi, orang berbondong-bondong mengikuti-Nya untuk mengalami kuasa Yesus (Matius 14:34-36).  Tuhan kita tidak pernah berjanji perjalanan hidup kita akan selalu mulus.  Ada kalanya Tuhan mengijinkan kita mengalami badai kehidupan.  Dengan kekuatan diri sendiri yang terbatas, kita tidak akan pernah sanggup menyelesaikan setiap badai yang datang.  Tetapi jangan kuatir sebab justru melalui badai kehidupan yang kita alami, kuasa atau mujizat Tuhan akan dinyatakan bagi kita.

Banyak orang berpikir bahwa mujizat Tuhan hanya berlaku pada zaman dahulu dan tidak berlaku untuk kehidupan di masa sekarang.  Tetapi faktanya adalah bahwa Tuhan masih melakukan mujizat sampai hari ini dan seterusnya.  Setiap orang membutuhklan mujizat Tuhan dalam hidup ini.  Bila ada orang yang tidak mengalami mujizat bukan karena Tuhan tidak sanggup melakukannya, tetapi karena orang itu sendirilah yang tidak percaya mujizat.

Kita harus jujur mengakui bahwa kemampuan dan kekuatan kita sebagai manusia sangatlah terbatas.  Tidak ada yang dapat kita banggakan dari diri kita.  Karena itulah setiap kita membutuhkan pertolongan dan mujizat dari Tuhan.  Oleh karena itu jangan sekali-kali kita menyombongkankan diri dan merasa tidak membutuhkan Tuhan.  Tetapi sebaliknya kita harus bergantung penuh kepada Tuhan supaya mujizat dapat terjadi dalam hidup kita.

Tuhan kita adalah Tuhan yang Mahakuasa dan tak terbatas.  Di dalam Alkitab, kata Yunani “Shaddai” berarti “Mahakuasa” yang hanya dipakai untuk Allah yaitu “El Shaddai” tercatat 56 kali (Kejadian 17:1).  Dan kata “Shaddai” ini merupakan dasar bagi konsep kemahakuasaan Tuhan.  Tuhan tidak dibatasi oleh apapun.  Tuhan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.  Dia sanggup melakukan apa saja yang Dia kehendaki.  Jadi percayalah kepada-Nya bahwa Ia dapat memberikan mujizat bagi kita yang membutuhkannya.

Mujizat apa yang sedang kita butuhkan saat ini.  Memulihkan pernikahan yang retak dan diambang kehancuran?  Mengubah sesuatu dalam pekerjaan kita?  Membawa kembali anak-anak saudara yang terpengaruh pergaulan bebas atau obat-obat terlarang?  Menyembuhkan yang sakit?  Memulihkan keadaan ekonomi kita?  Apapun kerinduan kita, yakinlah bahwa Allah campur tangan dalam segala situasi yang kita hadapi dan bahwa kuasa-Nya tak terbatas untuk menolong kita dan Dia sanggup mengadakan mujizat bagi hidup kita yang percaya dan mengasihi-Nya.

Mujizat hanya dapat dialami dengan iman.  Mujizat sudah disediakan Tuhan bagi kita namun seringkali belum terlihat.  Di dalam Ibrani 11:1 dikatakan, bahwa, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”.  Firman Tuhan yang membuat apa yang belum kelihatan menjadi nyata.  Pada saat kita membaca dan mempercayai Firman Tuhan, maka Firman itu akan menjadi rhema yang menghidupkan iman kita dan menjadikan mujizat dalam hidup kita.  Jangan pernah meragukan Allah kita, sebab Dia Allah yang sama yang tetap sanggup mengadakan mujizat dalam kehidupan kita.

Alami mujizat-Nya setiap waktu.  Tuhan Yesus memberkati Sidang Jemaat.