Pilihan-Nya

  • 10 Jul 2016
  • Mengalami Hati Yesus

Kolose 2:13-14 mengatakan, “Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita,dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita.  Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib”.  Pengampunan dosa menurut orang Yahudi ibarat seseorang yang mempunyai hutang tapi dianggap lunas.  Kata “menghapuskan” dari kata “Exaleipsas” artinya, menghapuskan, menghilangkan.  Kata Ibrani serupa sering dipakai untuk menghapuskan “dosa-dosa” (Mazmur 51:9; 109:14; Yesaya 43:25).  Untuk mengungkapkan hal “menghapus atau membatalkan” maka dalam beberapa bahasa kita menggunakan perkataan seperti “merobek, membuang atau menyatakan hal itu tidak berlaku lagi”.

Sedangkan kata “surat hutang” merupakan terjemahan dari “Kheirographon” yang secara harafiah berarti “dokumen tulisan tangan”.  Salah satu arti ungkapan itu adalah “surat hutang” dan sesuai konteks yang dimaksud dalam ayat ini bukan berupa uang atau benda-benda lain, tetapi hutang karena pelanggaran-pelanggaran kita kepada Allah.  Hal ini membuat mereka seakan-akan mempunyai “surat hutang” bila tidak melunasinya, tentu ada akibatnya.

Kita manusia sebagai pihak yang punya surat hutang, sebagai pihak yang bersalah dan yang patut menerima akibatnya, yaitu penghukuman kekal.  Keadaan kita benar-benar tidak berdaya, tidak dapat membela diri sendiri, tidak dapat berbuat apa-apa selain menerima hukuman.  Namun semuanya itu “ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib.”  Rasul Paulus memberikan kabar baik, syukurlah ada yang membela kita, yaitu Tuhan Yesus Kristus dengan karya-Nya pada kayu salib.  Dialah yang menanggung hukuman (tanggungan dari surat hutang itu) yang seharusnya kita tanggung sendiri.  Pilihan-Nya adalah Dia mengampuni pelanggaran-pelanggaran dosa kita.  Darah Tuhan Yesus, yaitu Domba Allah itu telah menjadi korban pengganti hukuman atas dosa-dosa manusia.  Surat hutang kita dihapus dan ditiadakan oleh Kristus.

Ada banyak orang merasa sulit melanjutkan hidup karena dosa di masa lalu yang masih membelenggu.  Mereka terus merasa tertuduh, merasa dihantui masa lalu, terus hidup dalam siksaan perasaan dan merasa tidak pernah bisa lepas dari rasa bersalah.  Ini adalah salah satu dampak berat yang bisa mengganggu hidup kita.  Bahkan ada orang yang putus asa dan membiarkan dirinya terus hidup dalam dosa karena merasa sudah terlanjur berdosa dan berpikir bahwa Tuhan tidak mau mengampuni dosa-dosanya.

Tuhan memberikan kesempatan untuk itu dan Dia telah menyatakan berulang kali dalam sepanjang Alkitab.  Ketika kita mengakui dosa kita dan bertobat secara sungguh-sungguh, saat itu pengampunan Dia berikan atas diri kita secara total.  Ini penting untuk kita ingat agar kita tidak terus menjadi tertuduh seumur hidup kita.  Iblis akan dengan senang hati memanfaatkan perasaan kita dan akan siap untuk terus menuduh hingga kita tidak bisa bertumbuh.

Ketika kita dengan sungguh-sungguh mengakui dosa-dosa kita dan bertobat, Dia akan mengampuni dan tidak lagi mengingat-ingat dosa kita (Yesaya 1:18; 43:25).  Semua ini menunjukkan bagaimana sikap Tuhan dalam menyikapi anak-anak-Nya yang bertobat dan kembali kepada-Nya.  Bersyukurlah untuk pilihan-Nya, yaitu mengampuni dosa-dosa kita.