Penyebab rusaknya hubungan manusia dengan Allah adalah dosa, dan inilah sumber penyebab ketidakbahagiaan manusia. Pengakuan dosa kita kepada Allah membawa kebahagiaan sejati kembali memenuhi hati kita, yaitu sebagai akibat dosa yang telah diampuni. Seperti halnya Daud (Mazmur 32) tahu bahwa kesedihan yang dialaminya adalah akibat penderitaan dosa yang tidak diakui, dan kemudian ia diselamatkan ketika ia mengakuinya di hadapan Allah.
Tuhan selalu membuka kesempatan kepada siapapun untuk berbalik dari jalan-jalan yang salah dan kembali kepada jalan kebenaran yang mengarah kepada keselamatan. I Yohanes 1:9 berkata, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”. Dari ayat ini kita bisa melihat bahwa apabila kita mengakui dosa kita dengan jujur maka ada dua hal yang Tuhan lakukan yaitu, mengampuni dosa kita dan menyucikan kita. Dosa adalah sebuah fakta yang terjadi juga dengan hidup orang Kristen. Akan tetapi selalu ada pengampunan bagi dosa yang diakui.
Yesus sudah mati di kayu salib untuk membayar hukuman atas semua dosa-dosa kita (Kolose 1:14; Kisah Para Rasul 10:43). Ketika kita mengakui dosa kita kepada Allah, kita sepakat dengan Allah bahwa kita salah, bahwa kita telah berdosa, maka kita diampuni oleh-Nya. Dan Allah mengampuni kita berdasarkan fakta bahwa Dia “setia dan adil”. Dia setia melalui pengampunan dosa. Dia sudah berjanji untuk melakukan hal itu bagi semua yang menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dia adil melalui penerapan pembayaran Kristus pada dosa-dosa kita, mengenali bahwa dosa-dosa kita telah ditebus.
Kristus datang ke dunia untuk menebus manusia dari dosa, melalui darah-Nya dosa kita diampuni. Kematian Kristus di atas kayu salib adalah dasar pengampunan Allah bagi manusia berdosa. Manusia dapat diampuni Allah jika ia dalam Kristus, hanya melalui iman kepada Kristus. Oleh karena itulah Kristus yang disalib membawa kabar sukacita bagi orang-orang berdosa, yaitu suatu kesempatan untuk berdamai dengan Allah dan memulihkan hubungan dengan Allah yang telah rusak karena dosa. Dalam Mazmur 32:2, Daud mengatakan, “Berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Allah”. Hal ini menunjukkan suatu fakta bahwa manusia bukan dibenarkan oleh perbuatannya. Manusia dibenarkan ketika ia percaya kepada Kristus dan memperoleh pengampunan dosa. Ketika kita memilih bertobat dan percaya kepada Kristus, Allah tidak lagi memandang kita sebagai manusia yang jahat, melainkan sebagai orang-orang yang dibenarkan sebab Kristus dan kebenaran-Nya telah diberikan kepada kita. Kesalahan kita sudah tidak diperhitungkannya oleh Allah, karena Kristus telah menanggung hukuman dosa-dosa kita. Itulah dasar kita dapat menghadap hadirat Allah, bersekutu dengan Allah, bahkan diangkat sebagai anak-anak Allah. Itu semua karena kita mendapat berkat pengampunan dari Allah melalui Yesus Kristus yang diberikan-Nya kepada kita dengan cuma-cuma.
Satu-satunya jalan untuk mendapatkan berkat sukacita dari pengampunan Allah adalah tidak lain dengan mengakui setiap dosa yang telah diperbuat dan menerima pengampunan yang diberikan Allah. Dan biarlah ini menjadi pilihan kita, yaitu dengan jujur mengakui dosa kita dihadapan-Nya dan mohon pengampunan-Nya, sehingga sukacita sejati akan memenuhi hidup kita.