Penginjilan dalam Yohanes 4:4-42 dan implementasinya pada masa kini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Penginjilan adalah tugas utama bagi setiap gereja dan orang percaya secara pribadi yang telah menerima keselamatan dari Allah; Kedua, Penginjilan adalah wujud kasih orang percaya kepada Allah dan kepada sesama manusia; Ketiga, Penginjilan adalah pekerjaan yang mulia, sebab membawa setiap manusia mengenali akan dosanya lalu bertobat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan percaya dengan sungguh bahwa di dalam Yesus ada keselamatan, pengharapan dan kepastian hidup yang kekal.
Penginjilan merupakan pelayanan yang memiliki kekuatan Kuasa Allah, dan hal ini hanya dapat dilakukan oleh Roh Kudus (Lukas 24:49). Sebelum memulai pemberitaan Injil, seorang penginjil terlebih dahulu haruslah menerima kuasa Roh Kudus. Penginjil harus mengalami perjumpaan dengan Kristus terlebih dahulu sebelum menjadi saksi bagi Kristus dan menjadi berkat bagi hidup sesama.
Penginjilan merupakan tanggungjawab setiap orang percaya untuk memberitakan karya keselamatan Allah melalui Kristus. Penginjilan adalah bagian dari rencana kekal Allah yang termanifestasi dalam penyataan Yesus Kristus dan karya-Nya kepada manusia yang berdosa sebagai satu-satunya harapan baik di dunia sekarang maupun dunia yang akan datang. Demikian juga, setiap orang percaya yang telah menerima keselamatan dari Allah bertanggung jawab untuk menyampaikan berita keselamatan tersebut melalui pimpinan Allah dan Roh Kudus. Penginjilan adalah pergi dalam kasih, sebagai utusan Kristus di dalam dunia, untuk mengajarkan kebenaran Injil kepada orang berdosa, dengan tujuan untuk mempertobatkan dan menyelamatkan mereka.
Pemberitaan Injil bukan saja harus dijalankan oleh gereja secara kolektif, melainkan juga harus dilakukan oleh setiap orang percaya secara pribadi masing-masing. Hati yang mengasihi jiwa-jiwa yang belum mendengar Injil dan yang belum mengenal Yesus Kristus, adalah unsur yang sangat penting dalam melaksanakan penginjilan. Barangsiapa pernah mengalami kuasa Injil akan memperoleh keberanian yang besar untuk menginjili jiwa-jiwa yang memerlukan Injil. Segala konsep, segala hambatan,kebudayaan, segala batasan, agama, tidak akan menghentikan mereka dari keberanian menginjili. Kuasa Roh Kudus ada pada mereka, akan memenuhi mereka sehingga mereka berani menghadapi segala kesulitan di dalam penginjilan. Gereja harus bertanggungjawab untuk pergi memberitakan Injil sebab, keselamatan hanya diperoleh di dalam dan melalui Yesus Kristus dan bahwa hanya Dia jalan satu-satunya yang bisa menjamin untuk menuju hidup yang kekal. Di luar Dia tidak ada kesalamatan.
Setiap orang percaya juga harus memiliki rasa tanggungjawab dalam memberitakan Injil dengan motif yang positif. Motif yang seharusnya mendorong kita untuk terus-menerus menginjil, adalah kasih kepada Allah dan kerinduan untuk memuliakan Dia dan kasih kepada sesama manusia dan kepedulian akan keselamatan mereka.
Dengan belajar ‘Mengalami Hati Yesus’ maka seharusnya setiap kita orang percaya digerakkan untuk memberitakan Injil, baik secara pribadi dan juga secara kolektif dalam Gereja Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati sidang jemaat.