Pengendalian Diri VS Pemuasan Diri (Self-Control VS Self-Idulgence)

  • 10 Jan 2021
  • Like Jesus

Definisi Pengendalian Diri   :

Menolak keinginan yang salah dan melakukan yang benar

 

WPDA (FT)                           : Kejadian 12

Firman Tuhan menuntun kepada Iman (1-3). Abram adalah seorang penyembah berhala ketika Tuhan memanggilnya (Yosua 24:2). Tuhan mengungkapkan kemuliaan-Nya kepada Abram (Kisah Para Rasul 7:2), dan berbicara kepadanya. Abram berbalik dari berhala yang sia-sia untuk berjalan bersama Tuhan, dan semuanya ini merupakan kasih karunia Tuhan. Mendengar Firman menciptakan iman (Yohanes 5:24; Roma 10:17). Sekali lagi Firman Tuhan yang berdaya cipta sedang bekerja. Iman menuntun kepada ketaatan (4-6). Perjanjian Baru menyatakan, "Karena iman Abraham taat" (Ibrani 11:8). "Aku akan menunjukkan kepadamu ...Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar ... Aku akan memberkati engkau!" adalah janji- janji Tuhan, dan Abram percaya. Benarlah bahwa iman itu bukan sekadar percaya terlepas dari apa pun bukti yang terlihat, melainkan taat terlepas dari apa pun konsekuensi yang harus diterima. Bukti iman ialah ketaatan, sebab iman sejati selalu mengarah kepada perbuatan (Yakobus 2:14 dst.). Mendengar menuntun kita untuk menaati. Dengan menjadikan diri kita beriman maka kita akan menolak keinginan yang salah dan melakukan yang benar sesuai iman percaya kita. Pada akhirnya ketika kita mengendalikan diri kita dari pengaruh yang salah, maka hidup kia kaan dituntun kepada berkat (7-9). Kita tidak diberi tahu apa-apa tentang perjalanan itu, yang tentunya sangat sulit; namun, kita diberitahu bahwa Tuhan menemui Abram ketika ia tiba di negeri itu dan memberinya sebuah janji baru. Tetapi Berkat juga menuntun kepada ujian (10-20). Apakah kita bisa tetap mengendalikan diri kita agar tetam memilik Iman yang benar. Sebab iman sendiri selalu diuji setidaknya untuk tiga alasan: untuk membuktikan apakah iman Anda itu nyata; untuk menolong agar iman kita bertumbuh; dan, untuk membawa kemuliaan bagi Tuhan (1 Petrus 1:6-9; Yakobus 1:1-8). Bayangkan saja, Tuhan menuntun Abram ke sebuah negeri, lalu membiarkan kelaparan terjadi di sana! Kita bisa berada di dalam kehendak Tuhan dan tetap menderita cobaan. Sebuah kalimat bijak berbunyi, "iman adalah hidup dengan tidak mengandalkan rancangan sendiri" sebab pemuasaan terhadap diri sendiri tidak akan pernah menyingkapkan tujuan hidup kita yang sebenarnya.  

 

Saran Penerapan                  :

  • Anggota keluarga mengendalikan amarah mereka dan mengatasi kegusaran yang mereka alami
  • Berhati-hati dalam berbicara sehingga perkataan kita selalu membangun  dan bukannya menghancurkan satu sama lain, bahkan saat kita jengkel
  • Orang tua menanamkan di dalam diri anak-anak kebiasaan baik yaitu makan makanan bergizi olah raga teratur, bangun pagi, dan mematuhi jadwal harian yang terstruktur.

 

Manfaat Pengendalian Diri :    

1. Kemerdekaan

Penerapan kebiasaan positif dan disiplin setiap hari akan membebaskan seseorang dari kebiasaan buruknya..

2. Perlindungan

Bayangkan benteng yang temboknya hancur. Tentara di dalamnya tidak lagi memiliki kekuatan atau perlindungan untuk melawan musuh. Demikian pula, bila orang membiarkan amarah mereka meledak tak terkendali, mereka melemahkan diri mereka. Orang yang belajar mengendalikan amarah mereka adalah orang membangun kekuatan dan perlindungan.

 

KomitmenPraktis    :

  • Saya akan tidak bertindak secara impulsif
  • Saya akan tidak menyamakan keinginan dengan hak
  • Saya akan menetapkan batasan bagi diri sendiri
  • Saya akan melihat amarah sebagai tanda ada yang tidak beres dalam diri saya
  • Saya akan menjauhi hal-hal yang tidak benar.