Natal

  • 14 Dec 2014
  • Hidup yang Menghasilkan Buah

Natal bukanlah identik dengan pesta pora.  Kini ada kecenderungan Gereja-Gereja merayakan Natal secara berlebihan sampai justru terkadang melupakan Pribadi yang sedang kita rayakan kelahiran-Nya.  Seharusnya perayaan Natal kita lebih kepada suasana ceria dan sukacita menyambut kelahiran Tuhan Yesus.  Natal hari lahir Juruselamat dunia.  Biarlah dalam setiap perayaan Natal yang kita lakukan sepanjang bulan Desember ini kita pahami sebagai pujian dan penyembahan kepada Yesus yang adalah Raja dan Juruselamat dunia.  Dia sangat layak menerima yang terbaik dari umat-Nya.

Natal adalah ”Celebration and Proclamation”.  Celebration artinya perayaan.  Dalam perayaan Natal umat Kristen memperingati peristiwa akbar yaitu Firman Allah menjadi manusia.  Peristiwa ini merupakan peristiwa yang hebat dan luar biasa.  Oleh sebab itulah setiap orang percaya merayakan peristiwa ini dengan penuh sukacita.  Sedangkan proclamation berarti memberitakan kasih Allah kepada umat manusia.  Kepada setiap orang yang belum percaya, berita Natal wajib diberitakan kepadanya.  Kasih Allah kepada dunia harus diproklamasikan.  Inilah misi Allah bagi Gereja-Nya.  Tidak ada alasan untuk menunda memberitakan berita sukacita tersebut.  Dunia saat ini sangat membutuhkan berita sukacita.  Berita bahwa Yesus yang adalah Allah sendiri turun ke dalam dunia, menjadi Juruselamat dunia.  Dan setiap orang yang menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat maka akan diselamatkan.  Memang tidak selalu mudah memberitakan berita sukacita ini.  Berita Natal seringkali ditolak.  Namun bukan alasan untuk kita tidak membagikannya.

Mari kita semua akan merayakan Natal sepanjang bulan Desember ini dengan hati yang penuh sukacita.  Tetapi ingat jangan sampai setelah Natal diperingati, semangat kita di dalam Tuhan menjadi lesu kembali.  Jangan sampai ini terjadi dalam hidup kita.  Semangat Natal seharusnya dapat mempengaruhi kehidupan kita hari ini dan seterusnya.  Buat apa kita merayakan Natal dengan pesta yang begitu meriah kalau setelah itu kita kehilangan semangat di dalam Tuhan.  Bukan seperti itu yang Tuhan kehendaki.

Akhirnya memperingati Natal tahun ini, kiranya kita kembali kepada makna Natal yang sesungguhnya.  Natal bukanlah pesta pora.  Natal bukanlah menikmati hari libur.  Natal adalah peristiwa perwujudan kasih Allah bagi seluruh umat manusia.  Allah yang karena kasih-Nya rela turun ke dunia.  Lahir menjadi manusia untuk menyelamatkan kita dan memberikan jaminan keselamatan dalam hidup kita.  Ketika kita memaknai perayaan Natal ini sebagai wujud rasa syukur kita akan kasih-Nya maka semangat Natal akan terus ada dalam hidup kita dan akan membuat kita semakin hari semakin mencintai Tuhan kita dan hidup berkenan kepada-Nya sehingga semakin hari kita akan mengalami kemuliaan demi kemuliaan dari Tuhan kita yang pada akhirnya hidup kita pun akan membawa kemuliaan bagi Nama-Nya.