Markus 5:7 mengatakan “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan”. Ayat di atas adalah Ucapan Bahagia ke 5 yang disampaikan Tuhan Yesus kepada muruid-murid-Nya ketika Ia mengajar di atas bukit. Siapakah mereka yang disebut orang yang “murah hatinya”? Di dalam Bahasa Yunani memakai kata “eleemon” artinya yang ‘berbelas kasihan’. Sedangkan dalam bahasa Ibrani, murah hati menggunakan kata “khesed” yaitu ‘kemampuan untuk menempatkan diri dalam diri pribadi orang lain sehingga bisa melihat, berpikir dan merasakan menurut mata, pikiran dan perasaan orang itu’. Dalam terjemahan lain ayat itu mengatakan “Diberkatilah atau berbahagialah orang yang hatinya berbelas kasihan, maka dia akan dikasihani”. Alkitab menjelaskan bahwa hati yang penuh belas kasihan merupakan sifat dasar orang percaya. Artinya kasih dan belas kasihan itu bukan hanya didasarkan pada perasaan saja tetapi, menunjuk pada tindakan nyata.
Yang murah hatinya berarti penuh belas kasihan dan rasa iba terhadap orang lain yang menderita, baik karena dosa maupun dukacita. Orang yang murah hati sungguh ingin mengurangi penderitaan itu dengan menuntun orang itu kepada Kristus, sehingga ia dapat menerima kasih karunia dan pertolongan Allah (Lukas 10:30-37, Ibrani 2:17). Tuhan Yesus adalah teladan orang yang murah hati. Dan Dia meminta agar setiap orang percaya merefleksikan sifat itu di tengah-tengah dunia ini. Ia selalu berbelas kasihan setiap kali melihat orang-orang yang bermasalah dan menolong mereka (Matius 9:31, 14:14, 15:32, 20:24).
Di dalam Matius 14:14-16, dikatakan, “karena itu tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan” dan inilah dasarnya untuk memberi. Perhatikan perintah Tuhan Yesus, “Kamu harus memberi mereka makan”. Tuhan Yesus tahu bahwa mereka tidak memiliki banyak roti, sebab yang ada pada mereka hanyalah 5 roti dan 2 ikan. Bagi Tuhan, persoalannya terletak pada hati. Murah hati berarti hati yang suka memberi. Pemberian ini bukan hanya terbatas pada materi, tetapi juga memberikan pertolongan, kasih sayang, pengampunan dan belas kasihan. Orang yang murah hati akan memiliki sirkulasi atau perputaran pemberian dalam hidupnya, ia akan mendapat aliran pemberian dari Allah, sehingga ia akan mendapat dengan berkelimpahan. Itulah yang membuat hidupnya berbahagia.
Perhatikanlah bahwa pengajaran Tuhan Yesus bertujuan mendidik kita supaya kita mengalami kebaikan untuk diri sendiri, disamping dapat juga memberikan atau menunjukkan kebaikan kepada orang lain (Lukas 6:36). Pengajaran Tuhan Yesus di atas bukit ini mempunyai tujuan yang penting, untuk menjelmakan sifat Ilahi dalam kehidupan anak-anak-Nya.
Mari memiliki karakter murah hati. Tuhan Yesus memberkati Sidang Jemaat.