Dalam Kamus Besar, ‘Mujizat’ artinya sebuah peristiwa atau kejadian ajaib yang sukar dijangkau oleh akal manusia. Metode penelitian mengajarkan kepada kita semua untuk selalu berpikir dengan logika rasio. Oleh sebab itu banyak orang yang tidak percaya lagi kepada mujizat-mujizat dalam Alkitab. Apalagi sekarang ini adalah era modernisasi. Semua serba modern. Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih. Bermunculan pula pakar dan ilmuwan di bidangnya masing-masing dengan kemampuan luar biasa. Akhirnya banyak orang yang menjadi sangat bergantung pada kepintaran dan kecanggihan teknologi yang ada. Dan banyak orang mulai meragukan mujizat Tuhan. Orang lebih percaya kepada pengetahuan dan cara berpikir para pakar atau ilmuwan yang mengandalkan logika.
Pertanyaan yang kerapkali juga muncul di dalam hati banyak orang Kristen, “Masihkah mujizat Tuhan berlangsung sampai hari ini? Ataukah mujizat hanya terjadi di jaman dahulu kala semasa Tuhan Yesus melayani di bumi? Jika mujizat itu masih terjadi, mengapa masalahku belum ada jalan keluarnya, mengapa penyakitku tak kunjung sembuh padahal sudah lama aku berdoa dan juga didoakan oleh para hamba Tuhan? Serta pertanyaan-pertanyaan lain yang membuat kita meragukan mujizat Tuhan.
Dalam Lukas 18:27, Tuhan Yesus memberikan suatu pernyataan yang luar biasa, “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah”. Apabila Tuhan mengerjakan sesuatu yang tak bisa dilakukan manusia, itulah yang dinamakan mujizat. Tuhan kita sanggup mengadakan dan mengerjakan segala perkara. Tidak ada sesuatupun yang sukar bagi Tuhan. Mujizat adalah tanda kemahakuasaan Tuhan. Seperti mujizat yang dialami wanita yang mengalami pendarahan selama dua belas tahun dan disembuhkan ketika ia bertemu dengan Tuhan Yesus (Markus 5:25-34). Dua belas tahun bukanlah waktu yang singkat. Tidak bisa dibayangkan betapa sakit dan menderitanya wanita itu. Dan selama itu dia sudah melakukan berbagai usaha guna kesembuhannya, bahkan hartanyapun habis untuk pengobatannya. Tapi wanita ini tidak putus asa dan percaya bahwa selalu ada jalan selama mau berusaha. Ketika ia mendengar tentang Yesus, pengharapannya untuk mendapatkan mujizat semakin kuat. Dengan penuh iman wanita itu berkata, “Asal kujamah jubah-Nya, aku akan sembuh”. Mujizat pun terjadi, “Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya”. Tuhan Yesus menghargai iman wanita itu. Imannya telah menyelamatkan, karena itu ia mengalami mujizat kesembuhan dari Tuhan. Iman adalah kunci jalan bagi mujizat Tuhan terjadi. Mujizat itu masih ada asal kita dengan iman datang kepada Tuhan dan berseru kepada-Nya.
Sebagai orang percaya yang hidup dalam kebenaran-Nya, jangan pernah takut menghadapi apapun dalam hidup ini. Tuhan Yesus telah menebus hidup kita. Dia telah memanggil kita sehingga hidup kita menjadi milik kepunyaan-Nya. Dia tidak akan pernah mempermalukan anak-anak-Nya yang berseru dan tetap berpegah teguh kepada-Nya dalam segala keadaan. Jangan pernah menyerah. Tetaplah hidup dalam Firman-Nya dan tetap berharap kepada-Nya, maka Tuhan akan menyatakan mujizat-Nya. Mujizat masih berlangsung sampai hari ini. Tuhan Yesus tidak pernah berubah dahulu, sekarang dan sampai selamanya.
Apabila kita mengalami mujizat atau sebagai orang percaya yang dipakai Allah untuk melakukan mujizat, bersyukurlah. Itu bukan untuk kepentingan pribadi. Namun Allah mau memakai hidup kita untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Dengan demikian kita menjadi alat Tuhan untuk menolong orang lain percaya kepada-Nya dan beroleh keselamatan kekal.