Alkitab sering menggambarkan tindakan kita menurut teladan yang kita pakai. Keteladanan melambangkan karakter. Firman Tuhan dalam I Petrus 2:24 mengatakan, “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran”. Berdasarkan ayat ini mengapa Kristus memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya? Supaya kita berhenti untuk berbuat dosa, sehingga kita mulai hidup meneladani Kristus.
Dalam Surat II Korintus 5:17 mengatakan “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”. Dan semuanya itu dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran kita.
Sejak manusia jatuh dalam dosa, hubungan antara Allah dan manusia menjadi terputus. Oleh sebab itulah Tuhan Yesus datang untuk mempersatukan kembali hubungan antara Allah dan manusia. Ukuran untuk mempersatukannya harus dengan pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib. Usaha memperdamaikan itu tidak datang dari usaha manusia, tetapi adalah inisiatif Allah sendiri. Dan pendamaian yang dilakukan Allah ini menjadikan kita manusia ciptaan baru.
Dalam ayat tersebut kata, “yang lama” artinya original, asli, tubuh dosa kita sudah mati disalib oleh kematian Kristus dan itu hanya satu kali. Kata “berlalu” artinya menghilang selamanya, tidak mungkin kembali lagi, berbalik 180 derajat (berbalik arah). Jadi saat kita percaya bahwa Kristus sudah mati bagi kita, kehidupan lama kita sudah berlalu. Kehidupan asli kita yang dulunya masih berdosa sebelum percaya Yesus sudah hilang, tidak ada lagi atau berbalik 180 derajat. Namun faktanya kehidupan lama masih kadang-kadang timbul. Mengapa demikian? Kata, “sudah” artinya telah terjadi, tetapi akibatnya dirasakan sampai sekarang. Maksudnya adalah kita masih hidup dalam daging sampai sekarang, jadi bukan kita kembali kepada kehidupan lama lagi, tetapi kita sendiri yang masih mau menuruti keinginan daging ini.
Setelah kita menjadi ciptaan baru, hidup kita pasti mengalami perubahan. Kita tidak akan lagi bangga akan hal-hal lahiriah, tetapi kita akan mengejar hal-hal batiniah (Filipi 3:4-9; Kolose 2:8-12). Yang menjadi fokus dari ciptaan baru adalah meneladani Kristus, artinya setiap hari karakter kita diperbaharui dan diubahkan menjadi kehidupan yang berkenan bagi Kristus, yaitu kehidupan yang menghasilkan karakter Kristus (Galatia 5:22-23). Sehingga melalui hidup kita yang sudah didamaikan dengan Allah dan meneladani Kristus, maka hidup kita dapat dipercayai menjadi utusan-utusan Kristus atau pelayan pendamaian untuk mewartakan berita Injil kepada semua orang (II Korintus 5:19-20).
Sudahkah kita benar-benar hidup sebagai ciptaan baru di dalam Kristus, yaitu kehidupan yang diubahkan menjadi kehidupan yang meneladani Kristus? Dan sudahkah kehidupan kita benar-benar menjadi pelayan pendamaian yang mewartakan Injil Kristus bagi orang-orang di sekitar kita? Roh Kudus akan memimpin dan menolong kita untuk dapat meneladani Kristus.