Tuhan Yesus berjanji bahwa Ia akan datang kembali. Ada tertulis dalam Alkitab, ‘Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga”’ (Kisah Para Rasul 1:10-11). Bagaimanakah cara Yesus datang kembali? Alkitab berkata, “Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya” (Lukas 21:27). Dan saat Ia datang dalam awan-awan maka setiap mata akan melihat Dia juga mereka yang telah menikam Dia (Wahyu 1:7).
Sebagai komunitas orang percaya kita harus memiliki pengharapan yang teguh akan janji kedatangan-Nya kembali. Kita harus menantikan penggenapan janji ini dengan tekun (Roma 8:25). Meskipun tidak ada seorangpun yang tahu waktu yang tepat akan kedatangan-Nya bahkan malaikat-malaikat di Surga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri yang tahu (Matius 24:36). Oleh sebab itu kita harus selalu berjaga-jaga, sebab kita tidak tahu pada hari mana Tuhan datang kembali (Matius 24:42). Karena itu Alkitab memperingatkan kita sebagai komunitas orang percaya seperti tertulis dalam Injil Lukas 21:34-36, “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia”.
Merindukan kedatangan Kristus kedua kali adalah sikap yang sesuai dengan ajaran Alkitab. Rasul Paulus mendukung kerinduan umat Tuhan akan kedatangan Kristus, dan ia sendiri pun sangat mendambakannya (2 Timotius 4:8). Begitu juga Rsul Yohanes, tentang kerinduan itu ia menuliskan, “Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci” (I Yohanes 3:2-3). Karena itu, Rasul Yohanes mengingatkan bahwa konsekuensi merindukan kedatangan Kristus kedua kali adalah mengupayakan kehidupan yang suci atau pengudusan yang progresif. Maksudnya adalah bahwa pengudusan orang percaya terjadi pada saat ia dilahirkan kembali oleh Roh Kudus di dalam Kristus. Namun selanjutnya, orang-orang percaya terus menerus mengalami proses pengudusan yang mencakup pengudusan pikiran, kehendak, emosi, hati nurani, perkataan dan perbuatan-perbuatannya.
Pengharapan akan kedatangan Kristus merupakan salah satu ciri pertumbuhan rohani seseorang. Jika orang percaya benar-benar mengasihi Kristus, seharusnya ia merindunkan kedatangan-Nya kembali. Kerinduan ini harus diwujudkan dengan cara yang benar, yaitu menjalani hidup kudus dan berkenan kepada Kristus. Sehingga pada akhirnya nanti kita semua sebagai komunitas orang percaya dapat mengalami apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus, “Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya” (2 Timotius 4:8). Pengharapan akan kedatangan-Nya mendatangkan sukacita dalam hati kita orang-orang percaya. Pengharapan akan janji bahwa pada saat Dia datang kembali, akan membawa kita ke tempat di mana Dia berada yaitu Surga, tempat yang penuh sukacita selamanya. Tuhan Yesus datanglah segera! Kami yang di sini akan setia menanti kedatangan-Mu.