Kesetiaan dan ketaatan adalah dua kata yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan karena tidak mungkin seorang dikatakan taat kalau dia tidak setia. Dalam Perjanjian Lama kesetiaan berasal dari kata “Emunah” yang artinya kokoh, tidak tergoyahkan, tidak berubah. Sedangkan di dalam Alkitab Perjanjian Baru, kata “setia” berasal dari kata “pistos” yang paling tidak memiliki tiga makna, yaitu :
1. Dapat dipercaya.
2. Taat; menjalankan amanat.
3. Orang yang percaya, pengikut.
Artinya, itulah ukuran kesetiaan di dalam Alkitab. Ketika Kristus berbicara tentang hamba-hamba-Nya yang setia, Dia sedang menantikan orang-orang yang mau percaya dan mengikut Dia, taat dalam menjalankan amanat-Nya dan dapat dipercayai sepenuhnya.
Tuhan Yesus adalah teladan utama kita dalam hal kesetiaan dan ketaatan. Saat berada di bumi Dia setia melakukan kehendak Bapa, bahkan taat sampai mati di kayu salib. Tiada waktu yang terlewati tanpa mengerjakan kehendak Bapa, seperti yang dikatakan-Nya di dalam Yohanes 4:34, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya”. Ketika diperhadapkan dengan cawan kematian pun Yesus berkata, “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (Matius 26:39). Melakukan kehendak Bapa adalah yang terutama dalam hidup Yesus. Itulah sebabnya Allah Bapa sangat meninggikan-Nya dan mengaruniakan kepada-Nya Nama di atas nama (Filipi 2:8-11).
Sama seperti Yesus, kesetiaan kita yang tertinggi harus diarahkan kepada Kristus, kepada karakter-Nya dan kepada standart-Nya. Artinya kasih, kesetiaan dan ketaatan kita kepada sesuatu atau seseorang tidak boleh melebihi kesetiaan kita kepada-Nya. Kita dikatakan setia jika hidup kita tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri tetapi tetap lurus mengikuti Firman Tuhan (Ulangan 5:32-33). Dan bertahan sampai akhir (Wahyu 2:10b). Kepada para jemaat di Asia kecil Tuhan kita Yesus Kristus menganjurkan agar mereka untuk taat dan setia sampai mati, karena ada mahkota kehidupan tersedia bagi mereka (Wahyu 2:10; 3:5). Hal yang sama juga Tuhan inginkan dari kita anak-anak Tuhan saat ini. Ia mau agar pada akhirnya nanti, kita kedapatan sebagai orang-orang yang taat dan setia.
Dalam segala keadaan mari kita tetap taat dan setia. Tuhan pasti akan memperhitungkan kesetiaan dan ketaatan kita. Bukan hanya berkat kekekalan yang akan kita terima, tetapi di dalam dunia inipun kita akan menikmati janji-janji Tuhan dinyatakan dalam hidup kita. Dengan demikian Nama Tuhan pun dipermuliakan melalui hidup kita.
Tuhan Yesus memberkati sidang jemaat yang mau taat dan setia kepada-Nya.