Ketika kita semakin dekat dengan Tuhan, kita akan semakin mengalami perubahan menjadi seperti Dia, ”Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar” (2 Korintus 3:18). Semakin radikal perubahan itu, semakin besar sukacita yang kita rasakan. Sukacita bermula ketika kita mempunyai keberanian untuk percaya bahwa kita sudah diampuni dan menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus. “Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!” (Nehemia 8:10b).
Sejak manusia jatuh adalam dosa, manusia kehilangan sukacita Tuhan. Selain itu kehidupan menjadi sesuatu yang harus diusahakan keras oleh manusia. Kejatuhan manusia membuat hubungannya dengan Allah menjadi terpisah dan manusia kehilangan sukacita kudus dari Tuhan. Akibat dosa manusia harus mendapatkan hukuman kekal. Hukuman itu begitu besar sehingga tidak ada seorang manusiapun yang dapat membebaskan diri. Lalu bagaimana manusia dapat melepaskan diri dari hukuman tersebut? Rasul Paulus di dalam Efesus 2:4 berkata, “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita”. Allah sudah mempersiapkan jalan keluar bagi manusia. Untuk itulah Yesus datang ke dunia dan mati di kayu salib untuk membebaskan kita dari hukuman itu. Jadi kita berada dalam keselamatan dan menikmati hidup yang dipenuhi sukacita karena Yesus bersedia mati untuk keselamatan kita.
Ketika kita menyadari betapa berharganya keselamatan yang sudah kita terima, maka kita harus menjaga dan memeliharanya dengan baik. Kita harus terus hidup dalam ketaatan kepada kebenaran Firman Tuhan. Sebab hanya dengan cara itulah maka sukacita kudus dari Tuhan akan terus mengalir dalam hidup kita. Kita bersukacita karena kita hidup di atas janji-janji Tuhan yang luar biasa. Janji penyertaan, kecukupan, pelindungan, kesembuhan, pemulihan dan janji pertolongan demi pertolongan akan menjadi nyata dalam hidup kita, jikalau kita menjaga hidup kita tetap taat kepada-Nya. Sebab Tuhan sendiri berjanji bahwa Dia datang untuk memberikan hidup yang berkelimpahan, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10). Namun ingatlah bahwa Iblis tidak senang ketika kita hidup dalam sukacita. Iblis selalu berusaha mencuri sukacita itu dari hati kita. Dia berusaha menanamkan rasa takut, kuatir, gelisah dan ragu-ragu akan janji-janji Tuhan. Dengan begitu sukacita Tuhan itu akan menjauh dari hidup kita.
Jangan terlena dengan tipu muslihat Iblis. Saat hidup kita mulai muncul rasa takut, cemas, gelisah dan ragu-ragu terhadap janji-janji Tuhan, jangan biarkan perasaan dari Iblis itu berlarut-larut menguasai hati kita dan menghancurkan hidup kerohanian kita. Jaga hubungan dekat dengan Tuhan agar Roh Kudusnya memampukan kita untuk mengalahkan tipu muslihat Iblis. Ketika kita hidup dekat dengan Tuhan maka iman kita akan semakin kuat. Sehingga dalam situasi seperti apapun kita akan tetap teguh mempercayai janji-janji Tuhan yang pasti digenapi dalam hidup kita. Karena memang itulah yang menjadi kesenangan Allah yaitu memberkati anak-anak-Nya yang hidup taat kepada-Nya. Dengan demikian sukacita Tuhan akan terus mengalir dalam hidup kita.
Tuhan Yesus memberkati.