Kerajaan Yang Tidak Masuk Akal

  • 10 Jan 2016
  • Mengalami Hati Yesus

Dalam Roma 8:26-28, Rasul Paulus memberitahukan bahwa Allah mengontrol kehidupan anak-anak-Nya untuk mendatangkan kebaikan.  Dalam menanggapi kata “kebaikan” kita cenderung menafsirkan dari sudut pandang kesenangan jasmani, seperti banyak uang, bebas dari penyakit, tidak memiliki masalah, dll.  Padahal justru dalam konteks ayat ini Rasul Paulus menguraikan secara tepat dalam ayat 29, yaitu untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.  Keserupaan dengan Kristuslah yang dimaksud dengan kebaikan di sini.  Dalam 1 Yohanes 2:6 dikatakan “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup“.  Bagi Rasul Paulus, segala sesuatu yang menjadikannya seperti Kristus itu baik.  Tanpa memperhatikan dampak terhadap kenyamanan atau kesenangannya.  Kenyataannya keserupaan dengan Kritus tidak selamanya berarti makmur di tengah-tengah kesenangan materi.  Karena itu Rasul Paulus menekankan berita penting ini dengan satu kalimat, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28).  Ini artinya bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, misalnya sakit, kehilangan orang yang kita kasihi, harapan tidak tercapai dan peristiwa lainnya, adalah peristiwa-peristiwa yang Allah ijinkan terjadi untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, yaitu untuk menjadikan kita serupa dengan Kristus.

Ingatlah bahwa tidak pernah sedetikpun Allah meninggalkan campur tangan-Nya dalam hidup kita.  Rasul Paulus dengan jelas menguraikan mengenai pekerjaan Roh Kudus dalam hidup orang yang mengasihi Dia.  Orang-orang yang sungguh-sungguh mengasihi Allah akan melihat bagaimana Allah bekerja dalam segala keadaan bahkan di dalam peristiwa yang paling menyakitkan hati kita.  Contoh dari peristiwa kehidupan Yusuf.  Dia tidak bersalah tapi harus di penjara untuk sesuatu yang tidak ia lakukan.  Seandainya Yusuf dibela saat dia dianiaya oleh saudara-saudaranya, ia tidak akan pernah jadi penguasa di Mesir.  Seandainya Yusuf dibela ketika ia difitnah istri Potifar, maka ia akan tetap menjadi budak.  Tetapi Allah mengijinkan semua kejadian tersebut.  Memang menyakitkan, tapi itu semua untuk kebaikan Yusuf dan bangsa Israel.

Rencana Allah mendatangkan kebaikan.  Rencana baik ini berlaku bagi mereka yang mengasihi Allah dan yang terpanggil sesuai rencana-Nya.  Dalam terjemahan asli orang-orang yang mengasihi Allah yang menurut rencana Allah adalah orang-orang terpanggil.  Tidak ada yang dapat merugikan mereka yang sungguh-sungguh mengasihi Allah.  Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita akan membantu meneguhkan iman kita, mengajar kita hidup bergantung penuh kepada-Nya dan menghasilkan buah Roh yang semakin nyata dan pada akhirnya akan menjadikan kita orang-orang percaya yang bertumbuh dalam kesempurnaan seperti Kristus.  Hanya Allah saja yang dapat membuat segala sesuatu mendatangkan kebaikan sebab Dialah yang berkuasa atas segala sesuatu.  Oleh sebab itu jangan pernah menyerah ketika kita menghadapi badai-badai kehidupan.  Tetap berharap dan bersandar kepada Tuhan dalam segala keadaan sampai kita melihat mujizat dan pertolongannya dinyatakan.  Puji Tuhan.