Kemerdekaan Dari Rasa Malu

  • 25 Oct 2015
  • Mengalami Hati Yesus

Yesus Kristus telah memberikan kemerdekaan dan kemenangan-Nya kepada kita atas dosa.  Sebagai orang percaya kita memperoleh kemerdekaan atas hukuman dosa.  Roma 7:14-23 menulis bahwa kita berada di bawah hukum dosa yang membuat kita menjadi hamba dosa.  Saat kita masih menjadi hamba dosa, yang terjadi adalah kita mengikuti keinginan dosa dalam hidup kita (Roma 6:12-13).  Kita tidak bisa melakukan yang baik malah sebaliknya yang tidak baik justru yang kita lakukan           (Roma 7:15).  Kita menjadi malu dan hidup kita mengalami kematian rohani (Roma 6:21-23).  Saat kita melakukan dosa yang tinggal hanyalah rasa malu dan penyesalan.  Inilah yang terjadi saat kita menjalani hidup sebagai manusia lama di luar Kristus.

Petrus pernah melakukan penyangkalan terhadap Yesus.  Dalam penyangkalannya itu dia bahkan bersumpah bahwa ia tidak mengenal Tuhan Yesus.  Dan ini dilakukan tiga kali dan pada saat itu berkokoklah ayam (Matius 26:74).  Akhirnya Petrus tinggal dalam penyesalan dan kesedihan.  Kegagalan Petrus nampaknya membuatnya merasa sangat bersalah dan malu.  Hal yang sama juga seringkali terjadi dalam kehidupan kita.  Kita terkadang melakukan kesalahan atau dosa dan setelah kita menyadarinya barulah muncul penyesalahan, kesedihan dan rasa malu.  Terkadang dalam pengiringan kita kepada Tuhan kita masih saja terjatuh dalam keinginan daging daripada melakukan hal-hal yang menyenangkan hati Tuhan.  Lalu apa respon Yesus ketika melihat apa yang telah dilakukan Petrus?  Ketika Petrus sungguh-sungguh menyesali perbuatannya, Yesus mengampuni dan memulihkan hubungan mereka (Yohanes 21:7).  Tuhan Yesus menunjukkan kasih-Nya kepada Petrus sehingga Petrus mengalami hati Bapa dalam kehidupan-Nya.  Tuhan Yesus membebaskan Petrus dari rasa bersalah dan malu atas penyangkalan yang pernah ia lakukan terhadap Yesus.  Petrus sungguh-sungguh mengalami kemerdekaan dari rasa malu.

Tuhan Yesus ingin kita mengalami kemerdekaan dari rasa malu karena perbuatan-perbuatan dosa masa lalu yang pernah kita lakukan.  Tuhan Yesus datang menyediakan pemulihan dan kelegaan bagi kita.  Ia ingin semua orang mendapat bagian dalam kasih-Nya.  Tuhan Yesus telah memberikan nyawa-Nya di atas kayu salib supaya kita beroleh pengampunan atas dosa-dosa kita.  Ia ingin memulihkan hubungan kita dengan diri-Nya yang telah rusak akibat dosa.  Ia bahkan memberikan tawaran bagi setiap orang yang letih, lesu dan berbeban berat untuk datang kepada-Nya dan mendapatkan kelegaan.

Tuhan Yesus menginginkan kita semakin hari semakin mengalami hati-Nya yang membebaskan kita dari rasa bersalah dan rasa malu, sehingga kita sungguh-sungguh mengalami kemerdekaan rohani.  Bagaimana dengan kehidupan kita?  Masihkah kita dengan membawa bayang-bayang trauma masa lalu?  Jangan ijinkan Iblis terus menerus mendakwa kita.  Kita harus menyerahkan kegagalan-kegagalan kita di masa lalu dan mempercayai sepenuhnya bahwa Tuhan Yesus sudah mengampuni kita dan memulihkan hidup kita.  Percayalah bahwa Tuhan Yesus sanggup memulihkan hidup kita dan memerdekakan kita dari kegagalan-kegagalan masa lalu, Dia membebaskan kita dari rasa bersalah dan rasa malu.  Jadi mulailah hidup dengan memandang terus ke depan.  Nikmatilah kemerdekaan rohani yang telah kita peroleh di dalam Tuhan dengan cara hidup seturut kehendak-Nya.  Sehingga semakin hari kita akan mengalami pertumbuhan rohani yang semakin dewasa menuju kepada kesempurnaan hidup seperti Tuhan Yesus.