Keep The Fire – Menuju Kemuliaan

  • 05 Oct 2014
  • Hidup yang Menghasilkan Buah

Acara “Keep The Fire” tanggal 10-12 Oktober 2014 mengambil tema “Glory to glory”.  2 Korintus 3:18 berkata, “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung.  Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar”.  Setiap anak Tuhan seharusnya memancarkan kemuliaan Tuhan yang semakin hari semakin besar lagi.  Allah ingin kita masing-masing memancarkan kemuliaan Allah di manapun kita berada baik di rumah, di lingkungan tempat bekerja ataupun di dalam Gereja.  Tuhan ingin kita menjadi bejana bagi kemulian-Nya.

Allah sendiri memanisfestasikan kemuliaan-Nya di dalam sejarah manusia.  Kemuliaan Allah itu nyata dan tertangkap dengan panca indera manusia.  Pada saat Allah menyatakan kemuliaan-Nya secara nyata, maka dari kesadarannya yang terdalam manusia akan meresponinya dengan tersungkur memuliakan Allah.  Ketika Allah menyatakan kemuliaan-Nya secara nyata kepada Musa, membuat ia semakin menyadari bahwa Allah yang disembahnya adalah Allah yang Maha Mulia, dan itu membuatnya semakin kuat untuk melayani-Nya (Keluaran 33:18-20).

Allah tidak hanya memanifestasikan kemuliaan-Nya, Allah juga mentransmisikan kemuliaan-Nya kepada yang berkenan kepada-Nya.  Allah memberikan kemuliaan-Nya kepada umat-Nya (Yesaya 35:2), agar semua orang dapat melihat kemuliaan-Nya dan umat-Nya akan menyatakan kemuliaan-Nya melalui kehidupan sehari-hari.  Namun Allah tidak akan pernah memberikan kemuliaan-Nya kepada orang-orang yang merebut, mengalihkan atau menggantikan kemuliaan Allah dengan segala berhala (Yesaya 42:8), maupun segala benda dan makluk yang diilahkan (Roma 1:23).

Mari kita memiliki mimpi yang sama yang telah diberikan Allah kepada kita, “Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah!  Biarlah kemulian-Mu mengatasi seluruh bumi” (Mazmur 57:6,12; 108:6).  Dan juga di dalam Mazmur 72:19; Yesaya 6:3 dan Wahyu 21:11,23 semua bagian ayat tersebut menyatakan bahwa akhir dari sejarah dunia ini “Kemuliaan Allah ada di seluruh bumi”.

Marilah kita melihat diri kita masing-masing.  Masihkah kita memancarkan kemuliaan Allah melalui kehidupan kita?  Apakah masih ada tanda-tanda kemuliaan Allah di tengah-tengah keluarga kita, di Gereja kita, di dunia ini?  Jikalau kita ingin memancarkan kemuliaan Allah, mulailah menjaga hidup kita benar di hadapan Tuhan, tinggalkan dosa dan tinggalkan segala sesuatu yang menjadi berhala bagi hidup kita, sehingga dengan diawali dari diri kita masing-masing kemuliaan Allah itu akan terpancar di tengah-tengah dunia ini.