Kondisi hati sangat mempengaruhi sukacita seseorang. Bagaimana kita bisa menjaga hati kita agar tetap dipenuhi sukacita? Yaitu dengan tetap menjaga hidup kudus dan benar sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Manusia pertama terpisah dari persekutuan dengan Allah disebabkan karena dosa yang timbul dari hati. Tetapi ketika kita bertobat dan menerima Kristus kita diubahkan menjadi ciptaan baru. Hati kitapun diperbaharui. Dengan hati yang sudah diperbaharui kita bisa mendekat kepada Allah, sehingga hati kita dipenuhi dengan sukacita selalu. Tidak ada yang bisa mengubah karakter manusia selain Tuhan dan kemauan kita sendiri untuk mau dibentuk sesuai kehendak Tuhan. Dengan pimpinan Roh Kuduslah kita dimampukan untuk tetap berdiri di atas kebenaran Firman Tuhan.
Sekalipun hati kita sudah disucikan dan diperbaharui kita tetap perlu terus menjaganya dengan dengan baik karena dari sanalah kehidupan kita terpancar (Amsal 4:23). Pada umumnya orang berpendapat bahwa otak menjadi pusat dan pengatur keinginan manusia. Tetapi Alkitab menyatakan bahwa hatilah pusat itu semua. Secara Alkitabiah hati dapat dilihat sebagai berisi seluruh pikiran, perasaan dan kehendak seseorang. Kita harus menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan. Dan ini adalah perintah Tuhan. Alkitab King James Version memakai kata ‘diligence’ (kewaspadaan) yang berarti rajin. Jadi kita harus tetap rajin menjaga hati kita dan waspada mengawasi hati kita di mana dan kapan saja agar hati kita terus melimpah dengan sukacita Tuhan.
Menjaga hati bukanlah sesuatu yang gampang, tetapi inilah yang Tuhan inginkan dari kita. Oleh darah Yesus lewat pengorbanan-Nya di kayu salib, hati kita dikuduskan. Dia memberikan hati yang baru dan diubahkan, hati yang diciptakan kembali menurut rupa Kristus. Karena itulah Tuhan menuntut kita agar kita dapat menjaga dan memelihara hati kita dari segala sesuatu yang dapat merusak. Ketika kita tidak dapat menjaga hati dengan baik maka kita akan kehilangan sukacita. Kondisi hati kita sangat mempengaruhi seluruh keadaan hidup kita. Setiap tindakan dan perilaku kita merupakan buah yang tampak dari yang ada di dalam hati kita. Cepat atau lambat yang ada di dalam hati kita akan mengendalikan setiap pikiran, tindakan dan perkataan kita (Matius 15:19). Hati yang kotor akan menajiskan semua pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan. Tetapi jika hati kita baik maka akan terpancar keluar kebaikan hati kita, “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat” (Filipi 4:5).
Kita harus selalu menjaga hati kita agar sukacita kudus Tuhan itu tetap memenuhi hati kita. Pernyataan Yesus benar: “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” (Matius 5:8). Yang suci hatinya adalah mereka yang telah dibebaskan dari kuasa dosa oleh kasih karunia Allah dan kini berusaha untuk hidup menyenangkan hati Allah, memuliakan Dia dan menjadi sama seperti Dia. Marilah kita berusaha memiliki sikap hati yang sama seperti Yesus, mencintai kebenaran dan membenci kejahatan. Hati kita yaitu pikiran, perasaan dan kehendak kita selaras dengan hati Tuhan. Sehingga dalam sepanjang hidup kita akan terus dipenuhi sukacita kudus-Nya, kita bisa mengalami kehadiran Allah setiap saat dan setiap waktu Ia menyertai hidup kita.