Kasih Yang Layak Dibagikan

  • 06 Mar 2016
  • Mengalami Hati Yesus

Kasih merupakan ciri dan tanda kehidupan orang Kristen.  Kasih itu lahir dan terpancar dari sempurnanya karya Yesus Kristus bagi kita.  Kasih-Nya suci, murni dan tulus.  Sebagai pengikut Kristus, kita diperintahkan untuk saling mengasihi.  Karena dengan cara demikian dunia akan tahu bahwa kita adalah murid Kristus.  Kasih yang sudah kita terima harus dibagikan kepada orang lain.  Motifasi kita haruslah tulus, tanpa pamrih.  Dengan kekuatan dan kemampuan sendiri tentu sulit mengasihi orang lain dengan tulus.  Apalagi jika harus mengasihi orang yang menyakiti atau melukai hati kita.  Tetapi, ketika kita sadar bahwa Yesus Kristus telah mengasihi kita dengan kasih yang sempurna, maka kasih kitapun akan dapat mengalir kepada orang lain.  Bahkan kepada mereka yang telah berbuat jahat kepada kita sekalipun, kita dimampukan untuk mengasihi mereka.

Perintah untuk saling mengasihi merupakan perintah yang merupakan ciri khas dari kehidupan kekristen yang membedakan dengan orang-orang yang belum mengenal Yesus.  I Yohanes 3:23 berkata, “Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.“  Kita dituntut untuk memiliki kehidupan yang berbeda dengan dunia ini, yaitu harus saling mengasihi, karena Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita, dengan memberikan nyawa Anak-Nya menjadi penebusan bagi manusia (Yohanes 3:16).  Inilah kasih Allah yang terbesar kepada dunia, Ia menghendaki agar  setiap orang yang telah ditebus-Nya hidup dalam kasih-Nya dengan jalan menuruti perintah-perintah-Nya.

Matius 22:37, 39, menuliskan; Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.  Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.  Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.  Jika kita mengasihi Tuhan, kita harus mengasihi sesama.  Dengan mengasihi sesama kita memperlihatkan kasih kita kepada Allah dengan mentaati Firman-Nya.  Jika kita tidak mengasihi sesama kita, maka kita sebenarnya tidak mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh (Roma 13:8; I Yohanes 2:5; 4:20-21).  Jika kita mengasihi sesama kita, maka pada saat yang bersamaan kita juga sedang mengasihi Allah.  Sebaliknya jika kita tidak bisa mengasihi sasama yang terlihat, maka kita juga tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak terlihat.

Setiap orang yang hidup dalam kasih Allah dituntut untuk meneladani kasih Allah tersebut dengan mengasihi sesama.  Melakukan kasih memang tidak semudah mengatakannya dan tidak seindah mengungkapkannya.  Kasih membutuhkan hati yang tulus dan pengorbanan.  Tuhan Yesus mengajarkan kasih yang sesungguhnya yaitu kasih yang berstandar “agape” yaitu kasih yang tak bersyarat.  Ini adalah kasih yang layak untuk dibagikan.  Bisakah kita mengasihi orang lain dengan kasih seperti itu?  Dengan kemampuan dan kekuatan kita sendiri sebagai manusia biasa tentulah sulit.  Namun Allah mengaruniakan Roh-Nya untuk memampukan kita melakukan kasih tersebut (I Yohanes 3:23-24).  Marilah kita senantiasa hidup di dalam kasih Allah dan menjadi pelaku Firman-Nya yaitu dengan mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama agar kita memperoleh berkat dan sukacita daripada-Nya.