Kasih Allah Yang Besar Bagi Umat Manusia

  • 18 Dec 2016
  • Mengalami Hati Yesus

Mari kita bersyukur untuk waktu yang indah yang sedang kita rayakan yaitu hari kelahiran Tuhan Yesus Kristus.  Allah Bapa di surga mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk menjadi manusia, agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).  Allah menyatakan kasih-Nya dengan mengirimkan Anak-Nya, Yesus Kristus, ke dalam dunia sehingga kita dapat hidup oleh-Nya.  Bahkan Dia bukan saja mengaruniakan Anak-Nya bagi kita, tetapi Ia mengaruniakan ketika kita masih dalam keadaan berdosa, sehingga dengan percaya kepada-Nya kita menjadi hidup dalam Kristus dan memperoleh kehidupan kekal di dalam surga bersama-Nya selamanya.

Sama halnya dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel harus mempersembahkan domba yang sempurna dan tidak bercacaat cela sebagai korban sembelihan dan korban bakaran, demikian juga hanya manusia yang sempurna yang tidak bercacat dan tidak bercela yang dapat menebus dosa umat manusia, sehingga hubungan manusia dan Bapa di surga dapat dipulihkan.

Yesus telah lahir ke dunia karena kasih-Nya yang besar kepada manusia, seperti Firman Tuhan dalam I Yohanes 4:9, “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya“.  Ayat ini mengingatkan kita kembali akan kasih Bapa kepada manusia sehingga rela mengorbankan Putera tunggal-Nya demi keselamatan kita.  Oleh sebab itu jangan sampai kita merayakan Natal dengan sia-sia dan salah arah tujuan.  Kalau Natal hanya untuk berpesta pora tanpa hati yang diperbaharui maka Natal sama saja dengan perayaan tanpa arah.

Tugas kitalah untuk merayakan Natal dengan memberikan teladan kasih karena kasih Kristus adalah esensi Natal itu sendiri.  Lalu kita membagikan kasih Yesus itu kepada orang-orang di sekitar kita yang membutuhkannya agar mereka pun mengalami kasih Kristus.  Karena itu marilah kita bersyukur atas anugerah yang telah diberikan bagi kita dan marilah kita memanfaatkannya secara maksimal.  Biarlah kita menjadi umat yang kudus dan yang berkenan di hadapan Allah, serta menjadi terang dimanapun kita berada.  Sehingga melalui kesaksian hidup kita, tidak hanya pribadi kita saja yang beroleh keselamatan, tetapi orang lain juga dapat menikmati keselamatan yang kekal itu.

Biarlah hari Natal ini menjadi introspeksi dari hidup yang telah kita jalani.  Apakah kita sudah hidup seturut kehendak Tuhan?  Atau masih banyak hal yang perlu kita perbaiki?  Apa yang sudah kita lakukan untuk membalas kasih Tuhan dalam hidup kita?  Mari kita menyambut kedatangan-Nya tidak hanya di dunia ini saja, tetapi di dalam hati kita, sehingga Dia sungguh-sungguh menjadi Raja dan Tuhan di dalam hidup kita.