Yesus Kristus yang adalah Allah sendiri rela melepaskan ke Allahan-Nya untuk suatu misi yang agung yaitu sebagai korban tebusan atau dosa-dosa umat manusia agar hubungan umat manusia di damaikan kembali dengan Allah (Filipi 2:6-8). Allah dalam Yesus Kristus harus mati di kayu salib sebagai wujud keteladanan dan perwujudan kasih Allah yang nyata, bukan sekedar slogan tapi benar-benar dirasakan oleh kita semua (I Yohanes 4:10). Jadi Allah memiliki alasan yang kuat mengapa Dia mau menderita dan mati di kayu salib. Semua karena kasih. Dan wujud kasih-Nya adalah Ia sendiri harus mengorbankan diri-Nya sebagai korban tebusan dosa dan Alkitab telah lama menuliskan bahwa Dia yang adalah Allah sendiri yang akan datang menyelamatkan umat-Nya.
Dalam Roma 5:8-11 mengatakan bahwa ketika kita masih lemah dan berdosa, Yesus telah mati untuk kita. Rasul Paulus memberikan penjelasan bahwa tidak mudah seorang mau mati untuk orang benar, tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati. Rasul Paulus ingin mengatakan bahwa berbeda dengan Tuhan Yesus yang mau mati menggantikan kita pada saat kita berdosa. Lalu mengapa Yesus mau mati menggantikan kita? Supaya kita beroleh pengampunan dosa dan terbebas dari hukuman kekal. Sebab secara lahiriah seharusnya kita menanggung hukuman mati karena pelanggaran kita, tetapi oleh karena kasih Allah kita diampuni dan hukuman itu digantikan Yesus melalui kematian-Nya di atas kayu salib.
Jumat Agung adalah hari yang istimewa dimana setiap orang percaya kembali diingatkan akan kematian Yesus Kristus. Ia disalibkan dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Penderitaan dan kematian Yesus Kristus di kayu salib terjadi karena dosa-dosa kita, “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian” (Yesaya 53:4-6). Jumat Agung adalah hari dimana Yesus telah mempersembahkan nyawa-Nya sebagai korban yang sempurna supaya kita yang berdosa diperdamaikan kembali dengan Allah dan menikmati kembali kasih anugerah-Nya.
Melalui kuasa penebusan Kristus di kayu salib, kita diselamatkan. Yesus telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan Anak-Nya. Di dalam Dia kita memiliki penebusan, yaitu pengampunan dosa (Kolose 1:13-14). Karena itu marilah kita sebagai umat-Nya yang hidup di akhir zaman ini menjadikan peringatan Jumat Agung sebagai kesempatan untuk kita lebih bersungguh-sungguh menghayati dan memahami hakekat pengorbanan, penderitaan dan kematian Yesus Kristus di kayu salib bagi hidup kita. Ia menghapus dosa-dosa kita serta mendamaikan hubungan kita dengan Allah dan memberikan jaminan hidup yang kekal (Ibrani 5:8; Roma 5:19; Filipi 2:8).
Dengan menyadari bahwa penderitaan dan kematian Yesus Kristus di kayu salib adalah demi keselamatan kita maka kita diajak untuk teguh perpegang kepada pengakuan iman kita, yaitu Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat (Ibrani 4:14-16). Kita harus terus mempertahankan iman sampai akhir hidup kita dengan cara mengerjakan keselamatan itu dalam kehidupan kita setiap hari (Filipi 2:12), hidup di dalam ketaatan kepada Firman Tuhan setiap hari sehingga semakin hari kita akan semakin bertumbuh dewasa rohani dan menghasilkan buah karakter seperti Yesus dan buah jiwa-jiwa kita bawa datang kepada-Nya.