Hati Yang Jujur

  • 14 Feb 2016
  • Mengalami Hati Yesus

Allah telah menganugerahkan kepada kita keselamatan kekal melalui Yesus Kristus.  Ini adalah pemberian yang tidak ternilai harganya.  Kasih-Nya sungguh besar kepada umat manusia.  Jika Allah melihat umat kesayangan-Nya melakukan suatu pelanggaran, tentunya sangat menyedihkan hati-Nya.  Allah mau kita memiliki hati yang jujur yang mau mengakui setiap pelanggaran yang dilakukan di hadapan-Nya.  Inti pengakuan dosa adalah pertobatan dan penyesalan atas semua hal yang telah dilakukan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.  Pengakuan dosa yang jujur di hadapan Allah mendatangkan pemulihan hidup.

Mazmur 32:5 berkata, “Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku”.  Mazmur ini ditulis Raja Daud setelah ia ditegur Nabi Natan karena dosa perzinahannya dengan Batsyeba dan aksi pembunuhan terhadap Uria, suami Batsyeba.  Semula Raja Daud berusaha menutupi dosa dan kesalahannya.  Tuhan tahu persis dosa yang dilakukan Daud, namun Ia menunggu pengakuannya.  Semakin hidup dalam kebohongan dan kemunafikan, semakin Daud mengalami penderitaan batin yang luar biasa (Mazmur 32:3-4).  Tuhanpun mengirim Nabi Nathan untuk menegur dan Daud menyadari kesalahan dan dosa yang telah diperbuatnya.  Ia segera datang kepada Tuhan, mengakui dosanya dan memohon pengampunan.  Titik balik terjadi setelah Daud datang kepada Tuhan dan menyesali dosa-dosanya.  Tuhan mengampuninya dan memulihkan keadaannya.  Kesadaran akan betapa seriusnya dosa itu membuat Daud sungguh-sungguh memohon pengampunan Allah.  Hanya Allah yang sanggup menghapus, membasuh dan mentahirkan manusia dari dosa.  

Tuhan ingin agar kita hidup berbahagia dan bebas dari segala dosa, karenanya kita harus jujur mengakui semua dosa kita di hadapan-Nya.  Mazmur 32:1-5 adalah perikop yang menunjukkan kebahagiaan orang yang diampuni dosanya.  Ada begitu banyak orang yang tidak diampuni dosanya karena mereka malu untuk mengakuinya secara jujur di hadapan Tuhan.  Setiap dosa yang diperbuat haruslah diakui karena dosa berakibat maut (Roma 6:23).  Tetapi kita akan mengalami kasih karunia Allah jika kita mengakui dosa-dosa kita dengan hati yang jujur, Allah akan mengampuni dan memulihkan keadaan kita(1 Yohanes 1:9).

Apakah kita juga berani mengakui dengan jujur segala pelanggaran yang telah kita lakukan?  Ataukah kita berdalih mencari-cari celah agar kita merasa dibenarkan atau bahkan menganggap dosa yang kita lakukan sebagai sesuatu yang biasa?  Dosa yang tidak diselesaikan akan menjadi beban yang berkepanjangan (Mazmur 38:5).  Dosa selalu membawa kecemasan dan kegelisahan.  Dosa mencuri sukacita dan damai sejahtera dalam hidup kita, namun pengakuan yang jujur di hadapan Allah membawa kelegaan dan kebebasan.  Pengakuan dosa ini menjadi langkah awal pemulihan.

Sebagai anak-anak Tuhan tidak ada yang kebal terhadap dosa.  Karena itu marilah kita memohon kepada Tuhan agar memperbaharui hati dan pikiran kita terus-menerus setiap hari sehingga kita bisa hidup dalam kebenaran-Nya.  Dengan demikian kehidupan yang kita jalani menjadi kehidupan yang dipenuhi sukacita Ilahi dan dapat menjadi kesaksian hidup di tengah-tengah dunia yang penuh dosa ini.