"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Lukas 2:14). Tuhan Yesus turun ke bumi membawa damai sejahtera yang hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang berkenan kepada-Nya. Bagaimana mungkin manusia berdosa bisa diperkenan Allah? Jelas bukan dengan usahanya sendiri. Manusia membutuhkan Juruselamat yang membebaskan dari dosa-dosa yang menyebabkan mereka tidak dapat hidup damai dengan Allah dan sesamanya. Damai sejahtera bukanlah hal yang tanpa syarat, karena hanya bisa dinikmati oleh seseorang yang mengambil langkah untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kemudian hidup berkenan kepada-Nya sebagai warga Kerajaan Surga. Sebagaimana pesan yang dibawa oleh Malaikat bahwa damai sejahtera dari tempat yang mahatinggi ditujukan bagi mereka yang hidup berkenan kepada-Nya.
Dalam Alkitab baik Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru, kita temukan bahwa damai sejahtera dan kekudusan selalu beriringan dan berkaitan (Ibrani 12:14). Setiap kali kita berbuat dosa, maka damai sejahtera di hati kita akan hilang. Jika kita mengaku dosa kita dan mohon pengampunan-Nya, maka damai sejahtera Allah akan kembali memenuhi hati kita (Filipi 4:7). Jika hidup kita berkenan kepada-Nya, maka bukan saja damai sejahtera yang akan kita nikmati, tetapi kehidupan kita juga akan mengalami kemuliaan demi kemuliaan dari Tuhan kita.
Tema Natal kita tahun 2014 ini adalah “Glory to Glory”. Natal berbicara tentang Allah yang menggenapi janji-Nya. Natal merupakan rencana Allah agar manusia memiliki hubungan yang kembali baik dengan Allah. Dosa menyebabkan hubungan antara Allah dan manusia terputus, dan manusia kehilangan damai sejahtera. Terpujilah Allah kita yang karena kasih-Nya, berinisiatif memulihkan hubungan yang rusak itu. Karena-Nya Dia mengutus Putera Tunggal-Nya, Yesus Kristus untuk datang lahir ke dunia menjadi Juruselamat umat manusia yang berdosa. Setiap orang yang mengakui dosa-dosanya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka hubungan yang rusak itu dipulihkan kembali. Hatinya akan dipenuhi dengan damai sejahtera. Hidupnya pasti akan mengalami perubahan dari hari ke hari dan kemuliaan demi kemuliaan Allah akan dialami.
Sekalipun kita sudah menjadi orang Kristen, Allah bisa saja tidak berkenan dengan hidup kita, jika kita tetap menginginkan hal yang jahat dan mengasihi dosa (I Korintus 10:5). Dengan kekuatan kita sendiri kita akan selalu gagal hidup berkenan kepada-Nya, oleh sebab itu kita harus hidup dekat dengan Tuhan, karena hanya Dialah yang memampukan kita untuk dapat menjalani kehidupan yang kudus dan yang berkenan kepada-Nya, “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita” (ITesalonika 5:23).
Dalam perayaan Natal saat ini mari mengevaluasi kembali hidup kita. Apakah hidup kita berkenan kepada-Nya? Jangan sampai kita kehilangan damai Natal dan tidak mengalami kemuliaan demi kemuliaan dari Tuhan karena dosa yang masih mengikat kita. Biarlah perayaan Natal tahun ini menjadi perayaan Natal yang penuh sukacita dan dibarengi dengan kehidupan yang berkenan kepada-Nya.
SELAMAT NATAL 2014. IMMANUEL.