Kita harus memahami bahwa kasih yang dihasilkan dalam diri orang percaya tidaklah muncul dengan sendirinya tanpa dasar yang jelas. Kasih tersebut juga tidak bisa kita simpulkan bahwa itu merupakan karakter bawaan dari lahir. Memang ada banyak orang baik di dunia ini, namun kebaikan mereka tidak dapat kita golongkan dalam kategori kasih yang merupakan salah satu Buah Roh. Untuk itu kita harus mengerti bahwa kasih yang menjadi salah satu Buah Roh yang harus kita hasilkan itu hanya dapat kita peroleh jika kita tinggal di dalam Kristus.
I Yohanes 4:8 berkata, “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih”. Ayat ini sedang menjelaskan kepada kita bahwa kasih bukan sekedar sifat yang dimiliki oleh Allah, tetapi kasih adalah Allah sendiri. Selanjutnya, karena Allah adalah kasih, maka kasih yang ditunjukkan oleh-Nya berasal dari Diri-Nya sendiri dan bukan dari sesuatu pengaruh yang ada di luar Diri-Nya. Kata Allah didahului dengan sebuah kata sandang yang berarti kalimat ini tidak bisa dibalik menjadi kasih adalah Allah. Kasih yang adalah sifat dari Allah tidak terkait dengan apapun yang dapat dilakukan manusia, namun terungkap nyata di dalam penganugerahan Kristus Yesus (I Yohanes 4:9-10).
Jika Allah begitu mengasihi kita, kita juga harus saling mengasihi. Kasih merupakan suatu aspek dari Buah Roh (Galatia 5:22-23). Kasih ini harus kita kembangkan. Oleh karena itu Yohanes menasehati kita untuk saling mengasihi. Mengapa?
Buah Roh adalah karakter yang harus dihasilkan oleh kita sebagai orang percaya. Dalam hal ini Allah merupakan Pribadi yang menjadi Sumber kasih itu. Oleh sebab itu tetap hidup dekat dengan Tuhan saja maka kita bisa menghasilkan Buah Roh, yaitu kasih seperti yang Tuhan inginkan.