Bahaya Ajaran Hypergrace

  • 31 Jan 2016
  • Mengalami Hati Yesus

Bahaya Ajaran Hypergrace

Ada 3 prinsip dasar dari Ajaran Hypergrace yaitu pertama: Allah Perjanjian Lama tidak sama dengan Allah Perjanjian Baru.  Kedua: Menolak penggunaan Perjanjian Lama dalam pengajaran dan kehidupan orang percaya.  Ketiga: Menolak sebagian besar dari Perjanjian Baru.  Pada prinsipnya mereka mengatakan bahwa Allah Perjanjian Lama adalah Allah yang kejam, karena penuh hukuman.

Pengajaran Hypergrace percaya bahwa Tuhan sudah mengampuni dosa kita masa lalu, dosa masa sekarang dan dosa kita di masa datang.  Untuk ini benar, karena Tuhan Yesus menghapus dosa kita yang lama pada waktu kita lahir baru dan yang sekarang ini pada waktu kita diproses.  Tetapi yang salah dari ajaran hypergrace ini adalah dimana ajaran ini mengatakan bahwa orang yang sudah lahir baru itu sempurna, jadi Allah tidak melihat lagi dosa apapun yang kita perbuat karena Allah melihat kita sudah sempurna, kudus dalam Anak-Nya.  Artinya, dosa apapun yang dilakukan oleh seseorang yang sudah lahir baru tidak menjadi masalah karena dia tetap selamat.  Hal ini sangat bertentangan dengan Alkitab yang mengajarkan bahwa setelah kita dilahirkan baru kita harus tetap mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar (Filipi 2:12), artinya jangan berbuat dosa lagi.  Karena dosa yang kita lakukan setelah kita tahu kebenaran itu artinya kita mempermainkan kasih karunia Tuhan Yesus.  Dan jika kita terus menerus hidup dalam dosa maka kita bisa kehilangan keselamatan kita.

Dalam Hypergrace, setelah lahir baru tetap berbuat dosa itu tidak apa-apa, jadi tidak ada pertobatan.  Karena bagi mereka lahir baru adalah perpindahan status dari tidak percaya Yesus menjadi percaya Yesus.  Tidak ada unsur mengakui dosa, pertobatan dan mohon pengampunan akan dosa.  Jadi pokoknya dulu tidak percaya, sekarang percaya dan orang seperti ini katanya langsung kudus, sempurna dan berbuat dosa apa saja akan tetap masuk Surga.  Sedangkan kita lahir baru artinya Roh Kudus membuat kita percaya kepada Yesus dengan sungguh-sungguh, lalu menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat dan kita bertobat dari dosa-dosa kita lalu kita berbalik kepada Tuhan Yesus.  Di sini terjadi proses pembenaran atau justification.  Dalam proses ini kita sudah diselamatkan dari hukuman kekal.

            Sejak kita mengalami kelahiran baru kita dipanggil untuk hidup dan bertumbuh dalam kekudusan.  Jadi ada usaha yang harus kita lakukan untuk menjaga kekudusan dan Tuhan yang memberikan kemampuan kepada kita untuk itu (proses pendewasaan dan pengudusan).  Dalam proses ini tentu ada tantangan atau peperangan rohani namun kita harus terus berjuang dengan pertolongan Roh Kudus untuk tetap menjaga kekudusan hidup sampai saatnya kita memasuki kerajaan Surga.  Setelah masuk surgalah kita sudah tidak bisa berbuat dosa lagi sebab sudah memakai tubuh kemuliaan.  Sejak itu kita akan disebut kudus sempurna dan kita akan bersama Tuhan Yesus selamanya (Pemuliaan atau Glorification).

Sebagai orang percaya yang sudah lahir baru kita harus terus berjuang dengan sungguh-sungguh mempertahankan iman kita dengan menjaga kekudusan hidup.  Tentunya bukan dengan kekuatan kita sendiri tetapi kekuatan Tuhan yang memampukan kita.  Kita harus menunjukkan kualitas dari kehidupan yang sesuai standart Firman Tuhan.  Kita harus aktif mengerjakan keselamatan itu di dalam kehidupan kita setiap hari sehingga perbuatan-perbuatan yang kita lakukan menjadi tanda bahwa iman kita benar-benar iman yang hidup (Yakobus 2:14-17).  Rasul Petrus menasehati kita untuk bertumbuh dalam pengertian akan kasih karunia karena makin baik pengertian kita akan kasih karunia, maka makin baik kita akan menjalani hidup sebagai orang percaya (2 Petrus 3:18).  Dan cara bertumbuh dalam kasih karunia adalah dengan mengenal Yesus Kristus melalui persekutuan pribadi yang akrab dengan-Nya, karena makin baik kita mengenal Yesus, makin banyak kita mengalami kasih karunia-Nya. Amien.