Pengampunan bukanlah sebuah perasaan. Ini fakta, tidak berhubungan dengan perasaan kita yang berubah-ubah. Semakin dekat hubungan kita dengan Tuhan, semakin kita akan merasakan pengaruh pengampunan-Nya dalam hidup kita. Ketika kita mengalami-Nya, kita mengalami apa yang disebut dengan bebas secara utuh. Di dalam Yohanes 8:36 berkata, “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka”.
Tidak ada orang yang hidupnya berada di bawah penjajahan. Orang yang dijajah tidak memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri dan perasaannya, sebab semuanya dikekang oleh siapa yang menjajahnya. Penjajahan juga berarti perbudakan, sebab mereka yang terjajah berada dalam kuasa siapa yang menjajahnya. Dalam ayat di atas Tuhan Yesus berbicara tentang kebenaran yang memerdekakan. Tuhan Yesus di sini bukan sedang berbicara tentang kemerdekaan bangsa Yahudi dari perbudakan Romawi, tetapi Ia berbicara tentang kemerdekaan manusia dari perbudakan dosa. Kemerdekaan yang memerdekakan itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Tuhan Yesus berbicara tentang diri-Nya sebagai kemerdekaan yang memerdekakan manusia dari perbudakan dosa. Ia memerdekakan manusia yang percaya kepada-Nya melalui karya penebusan di kayu salib. Di dalam Yesus semua manusia dimerdekakan dari dosa (Roma 5:18-19). Manusia dengan kekuatannya sendiri tidak dapat melepaskan dirinya sendiri dari perhambaan atau perbudakan dosa. Dikatakan demikian, karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Jadi, semua manusia di luar Kristus adalah orang yang belum merdeka (hamba dosa), sehingga sangat perlu untuk dimerdekakan (diselamatkan) dari maut ke dalam hidup. Dari hamba dosa menjadi hamba Kristus (Yohanes 5:24).
Kebenaran itu sudah datang ke dalam dunia. Kebenaran itu sudah diberikan kepada kita. Yang menjadi persoalan adalah apakah kita mau hidup dan tinggal dalam Kebenaran itu atau mau tetap tinggal dalam perbudakan dosa? Apakah kita benar-benar telah merdeka? Jika seseorang masih menyimpan dan memelihara amarah dan dendam, maka mereka adalah orang yang terjajah oleh amarah dan dendamnya. Jika ada seseorang yang masih memelihara kebiasaan dosa, maka mereka sedang dijajah oleh kebiasaan dosa tersebut.
Jadi jika kita ingin dimerdekakan dari dosa maka kita harus datang kepada Tuhan Yesus, bertobat sungguh-sungguh dan menerima pengampunan-Nya. Pengampunan-Nya akan memerdekakan hidup kita. Buanglah segala bentuk dosa yang selama ini menjajah hidup kita. Tinggalkan itu di salib Kristus, jangan ijinkan dosa-dosa menguasai kita kembali. Jadilah orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh mengalami kemerdekaan di dalam Dia.
Demikianlah hendaknya kita memandang bahwa kita telah mati bagi dosa dan hidup bagi Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus. Seperti apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan di dalam Galatia 5:1 yaitu “supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan lagi dikenakan kuk perhambaan”.