Akhir Dari Suatu Perjalanan

  • 05 Jul 2015
  • Mengalami Hati Yesus

Kehidupan kita adalah seperti sebuah perjalanan yang memiliki tujuan akhir.  Dalam perjalanan kehidupan kita, seringkali kita menemukan badai-badai persoalan yang terkadang membuat kita seolah-olah ingin membatalkan perjalanan kita.  Bahkan seringkali hal tersebut mengaburkan tujuan perjalanan kehidupan kita.  Belajar dari kehidupan Paulus bagaimana ia tetap termotifasi untuk mengikut Tuhan meskipun menghadapi banyak persoalan-persoalan berat yang menyusahkannya, namun ia melihatnya sebagai penderitaan yang ringan (2 Korintus 11:23-27).  Apa sebenarnya yang membuat Paulus dapat bertahan?  Jawabanya ialah ia melihat dengan jelas akan upah yang menanti di akhir nanti.  Ia dapat melihat dengan jelas kemuliaan yang kekal yang melebihi segala-galanya di akhir perjalanan hidupnya,  “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami” (2 Korintus 4:17).  Rasul Paulus mengatakan bahwa kesukaran yang dipikul oleh orang-orang yang tetap setia kepada Kristus adalah ringan dibandingkan dengan kelimpahan kemuliaan yang kita miliki melalui Kristus.  Sebagian kemuliaan itu telah ada, tetapi akan kita alami sepenuhnya pada masa yang akan datang (Roma 8:18).  Apabila kita mencapai warisan surgawi kita, maka kita akan mengatakan bahwa kesengsaraan yang paling berat pun tidak berarti dibandingkan dengan kemuliaan kekal itu.  Sebab itu, kita tidak boleh hilang pengharapan atau melepaskan iman kita sewaktu kita menghadapi masalah-masalah dalam perjalanan hidup kita.  Semua penderitaan kita, baik itu penyakit, kesengsaraan, kekecewaan, penganiayaan, kesedihan dan kesusahan dalam berbagai bentuknya harus dianggap sebagai tidak berarti dibandingkan dengan berkat, hak istimewa dan kemuliaan yang akan dianugerahkan kepada setiap orang percaya yang setia pada zaman yang akan datang

Tuhan tidak pernah berkata bahwa perjalanan hidup kita akan selalu terlihat mudah.  Akan tetapi Ia menekankan bahwa tujuan perjalan inilah yang berharga.  Dan perlu kita ketahui bahwa Tuhan mungkin tidak melakukan semua yang kita inginkan, tetapi Ia pasti akan melakukan yang benar dan yang terbaik dalam hidup kita.  Tuhan sangat mengasihi kita.  Tuhan tahu bahwa kita selalu memiliki kerinduan agar semua pergumulan atau persoalan hidup kita dijawab oleh Tuhan.  Dia Allah yang sanggup menjawabnya.  Tetapi ingatlah bahwa Dia biasanya memilih untuk mengukur segala sesuatu dari sisi kekekalan.  Oleh sebab itu, kita harus belajar tetap menantikan Tuhan dan menunggu waktu Tuhan untuk menjawab segala pergumulan hidup kita (Mazmur 27:14) karena Allah mempunyai waktu-Nya sendiri yang sudah Ia tetapkan untuk menunjukkan kasih-Nya kepada kita (Yesaya 30:18).  Selaku orang percaya kita mungkin mengalami pencobaan yang berat, namun tidak ada yang dapat membuat kita putus asa dan kalah selama kita terus memandang kepada Allah dengan iman dan pengharapan.  Di tengah persoalan hidup, kita harus tetap menantikan Tuhan dengan tetap yakin bahwa, bila tiba waktu-Nya, Allah akan menyatakan kebaikan-Nya kepada kita.

 Oleh sebab itu mari kita tetap fokus kepada tujuan akhir tersebut.  Jangan sampai badai-badai kehidupan yang menimpa kita mengaburkan tujuan akhir hidup kita dan jangan pernah menyerah dalam iman.  Ingatlah selalu akan tujuan akhir hidup kita yaitu kehidupan kekal bersama dengan Tuhan kita Yesus Kristus di dalam kerajaan Surga.